Oleh: Ina Ariani
Untukmu wahai pemuda, "Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).
Kenapa pemuda, karena Ia (pemuda) memegang peranan penting sebagai pembawa perubahan. Diantara predikat sangat melekat pada diri pemuda sebagai agent of change, social control. Para pemuda pun memiliki potensi yang begitu besar, pemikiran yang telah matang, kepekaan terhadap lingkungan sekitar tinggi, memiliki semangat dan keberanian dalam membela kebenaran. Keberadaan mereka inilah disegani dan diharapkan oleh umat sebagai pembawa perubahan sebagai pengukir peradaban terbaik.
Namun, tanpa disadari dengan segala potensi yang dimiliki oleh pemuda, mereka hari ini sedang diserang dari berbagai sisi oleh siistem kapitalisme-sekularisme demi melanggengkan eksistensinya. Salah satunya pendidikan yang sekuler (pemisahan agama dari kehidupan). Prinsip sistem ini hanya pada materialisme, pendidikan yang hanya fokus untuk mencetak pekerja yang kelak bisa menghasilkan cuan.
Sistem kapitalis sekuler merusak generasi
Sehingga wajar jika kini tidak sedikit di antara kaum pemuda yang hanya fokus pada capaian individu, hanya mengejar eksistensi diri dan kumpulan materi. Pemuda yang sibuk tidak sempat memikirkan kondisi umat. Semua ini dijalankan agar kontrol kapital dunia atas kebijakan negara-negara pengekor terus sejalan dengan tujuan mereka. Khususnya negeri-negeri Muslim, yang potensi alam dan manusianya berlimpah tetapi pemikirannya telah dijajah oleh kapitalisme.
Para pemuda sengaja disibukkan dengan perkara-perkara dunia agar menjadikan tujuan hidup mereka yang sebenarnya sebagai seorang Muslim, lupa akan peran mereka sebagai agen perubahan hakiki. Selain itu, melalui sistem pendidikan sekuler paham dan ide kebebasan, pluralisme, moderasi, HAM, antiradikalisme terus disebarkan dan dibungkus begitu mempesona seolah menjadi hal yang perlu diperhatikan. Tanpa disadari justru bertentangan dengan Islam bahkan untuk menyerang Islam. Belum lagi arus liberaliasi melalui 5F (fun, food, fashion, film, faith) dan 1S (sing) yang juga begitu deras diaruskan, semakin melenakan para pemuda pada kemewahan dunia.
Pemuda, dialihkan untuk tidak melihat setiap persoalan yang menimpa umat yang begitu kompleks, pada setiap aspek kehidupan saat ini. Bahkan permasalahan yang menimpa pemuda kini hari semakin hari sangat memperihantikan.
Apa yang menyebabkan itu bisa terjadi? Sistem kapitalisme telah menjadikan pemuda bervisi dunia, sehingga melupakan identitas mereka sebagai agen perubahan hakiki, menjauhkan mereka dengan agamanya sendiri yaitu Islam. Sistem kapitalisme-sekuler juga telah membutakan pemuda akan umat yang mendamba pemikiran kritis dari pemuda untuk berpihak pada umat. Dan sistem ini telah menuntun mereka menuju perubahan semu yang mereka inginkan, sesungguhnya justru mengarah pada kerusakan. Karena kebenaran dan kebatilan disamarkan dan dikaburkan oleh sistem ini.
Peran pemuda telah terdistorsi. Orientasi hidup mereka saat ini diarahkan pada kehidupan yang materialistis, sekuler dan liberal. Mereka berlomba-lomba untuk mengejar kebahagian materi tanpa mengindahkan aturan agama. Sehingga muncullah para pemuda labil, yang tidak memiliki standar jelas dalam pengambilan keputusan. Kasus penyertanya pun bermunculan, dari meningkatnya kasus bunuh diri, penggunaan narkoba, seks bebas, lgbt dan beragam tindak kriminal lainnya sebagi dampak dari pemikiran yang telah rusak.
Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan
Indonesia sebagai pemeluk Islam terbesar dunia dan juga terdiri dari bermacam-macam agama lainnya, bisa dibilang sebagai negeri yang religius. Artinya dengan kondisi masyarakat yang ditopang dengan keyakinan agama, maka diharapkan mampu mencetak dan melahirkan generasi yang berkualitas. Yakni para pemuda yang tangguh sebagsi agen perubahan bagi peradaban dunia dengan menerapkan Islam kaffah.
Dalam Sistem Islam, pemuda bukanlah lembaran-lembaran sejarah Islam saja. Begitu banyak peran pemuda muslim yang berhasil menjadi pemimpin perubahan. Karakter ideologis dan idealis yang tertancap kuat pada diri mereka, mampu membantu Rasulullah SAW mengantarkan Islam pada masa-masa kejayaan. Namun, semua itu tidaklah didapatkan secara instan, mereka ditempah oleh pembinaan dengan dasar akidah Islam yang dibawa Rasulullah SAW.
Pada dasarnya, Islam juga menempatkan manusia sebagai pemimpin. Maka karakter pemimpin hendaklah dimiliki oleh setiap orang, apalagi pemimpin suatu perubahan yang menuntut suatu pertanggungjawaban.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al-Baqarah[2]:30
Kedudukan pemuda sebagai pemimpin perubahan dalam hal ini, adalah unsur-unsur yang paling berpengaruh penting dalam membangun sebuah lingkungan yang mempengaruhi pola kehidupan suatu bangsa. Karena bila para pemuda suatu bangsa baik, maka akan baik pula masa depan bangsanya. Dan sebaliknya, apabila para pemuda suatu bangsa sudah rusak, maka bisa rusak juga masa depan bangsanya.
Beberapa contoh pemuda yang dicetak pada masa kejayaan Islam dan turut membawa perubahan besar bagi Islam. Seperti Zubair bin Awam. Ia seorang pemuda yang kokoh aqidahnya, terpuji akhlaknya. Ali bin Abi Thalib, sebagai seorang pemuda sosok teladan bagi para pemuda seusianya. Dan salah satu pahlawan bersejarah dalam Islam yaitu Muhammad Al Fatih. Di usianya yang sangat muda yaitu 25 tahun, beliau mampu memimpin dan menaklukan Konstantinopel di Romawi Timur dll.
Dalam Islam pemuda adalah pemain utama dalam pengukir peradaban terbaik yaitu peradaban Islam. Mereka dididik dengan semangat dakwah dan jihad untuk menjadi pemimpin masa depan. Dibentuk untuk menjadi pemimpin yang akan menyebarkan Islam keseluruh dunia. Bukan sebagai tenaga kerja sebagaimana dibentuk untuk memenuhi kepentingan kapitalisme tetapi sebagai panglima-panglima perang yang akan ditakuti oleh seluruh musuh-musuh Islam. Mereka manfaatkan usia mudanya untuk berbuat sebaik-baiknya demi kemaslahatan umat dan kemuliaan Islam.
Sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang pemuda dalam Islam sangat diperhatikan dan diperhitungkan. Kepribadiannya dibentuk sesuai Islam dan aspirasinya didengarkan sebagai wujud panggilan iman untuk ber-amar makruf nahi munkar. Pendidikan yang harus diberikan kepada remaja adalah pendidikan keyakinan atau keimanan kepada Allah SWT, dengan akidah yang ditanamkan sejak awal di dalam keluarga. Dikawal oleh masyarakat sebagai lingkungan di mana remaja bisa belajar secara langsung tentang kebiasaan amar makruf nahi munkar. Negara pun akan membentuk lingkungan yang baik bagi perkembangan pemuda serta menyusun kurikulum yang mengantarkan pada tercapainya kepribadian Islam dengan bekal tsaqafah Islam ataupun ilmu di bidang sains dan teknologi sebagai pengembangan potensi dan keintelektualan para pemuda itu sendiri.
Begitulah pemuda Islam harus memiliki visi dan misi yang tinggi menjadi pengukir peradaban terbaik, yakni menjadi pemimpin peradaban Islam. Jadilah pemuda yang berkepribadian Islam (Syakhshiyah) yang memiliki pola pikir (Aqliyah Islamiyah) yang Islami dan pola sikap yang Islami(Nafsiyah Islamiyah) yang mampu mengendalikan tuntutan ghorizah (Naluri) sesuai dengan syariat Islam. Pemuda yang senantiasa membela Islam, menjaga dirinya agar tetap mulia dengan Islam, selektif dalam lingkaran pertemanan agar tetap istiqomah dalam perjuangan demi kemaslahatan umat dan kemuliaan Islam. Pemuda yang senantiasa memperhatikan kondisi umat agar segara terbebas dari jeratan ide-ide yang bersumber dari sistem kapitalisme-sekulerisme.
"Kebanyakan pemuda zaman now, gunung didaki lautan diseberangi, tapi masjid dilewati."
Pemuda! "Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Dilempar dengan batu tapi membalas nya dengan buah". (Abu Bakar)***
Penulis Muslimah Pekanbaru
Posting Komentar