![]() |
Oleh : Reni Susanti, S.AP
Bak kata Raja Dangdut Indonesia Rhoma Irama, “keterlaluan”...
Sebagai Qori’ah, Nadia Hawasy diundang pada acara maulid untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Oktober 2022 lalu.
Namun kejadian tak terduga ketika Nadia sedang membacakan Al-Qur’an, beberapa panitia menyawernya. Perbuatan tak sopan itu membuat Nadia merasa tidak dihargai, terlebih Nadia sedang membaca kalamullah, bukan sedang menyanyikan lagu dangdut. (Kompas.com, 06/01/2023).
Karena merasa kesal, Nadia menutup bacaan Al-Qur’an nya setelah beberapa saat disawer. Nadia tidak terima diperlakukan seperti itu, Ia lalu turun panggung dan memarahi panitia. Menurut Nadia panitianya salah, tidak menghormatinya sebagai pembaca Al-Qur’an. (CNN Indonesia, 05/01/23)
Tindakan panitia tersebut membuat masyarakat Indonesia geram dan marah, termasuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis.
Penghormatan yang Salah terhadap Al-Qur'an
Kedudukan Al-Qur'an dalam Islam adalah sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat An-Nisa ayat 59 :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Sudah jelas bagi kita bahwa tingginya kedudukan Al-Qur’an bagi manusia sebagai penentu kehidupan dunia dan akhirat. Maka dari itu, disampaikan pula bagaimana sikap seorang muslim ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dalam QS Al-A’raf ayat 204 :
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.”
Akibat sistem sekuler, kehidupan saat ini telah banyak mengalami kerusakan dari sisi aqidah dan keimanan umat muslim. Standar materi pada pola pikir telah merasuk kedalam jiwa kaum muslimin. Kebahagiaan hanya diukur dengan banyaknya uang, seperti saweran yang dilakukan panitia kepada Nadia.
Mereka berpikir bahwa saweran tersebut sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada sang Qori’ah, sungguh keterlaluan apa yang mereka lakukan kepada Nadia seperti layaknya biduan.
Padahal bukan begitu cara menghormati Al-Qur’an.
Kembali kepada Islam
Sebagai seorang muslim, saatnya kembali pada aturan Islam secara kaffah. Standar hidup dalam Islam bukan lagi materi, tetapi ridho Allah Swt yang akan membawa keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.
Hanya disistem Islam Al-Qur’an akan dihormati sebagaimana mestinya. Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman hidup, bukan hanya dilantunkan dengan merdunya, tetapi juga diterapkan isinya. Wallahua’lam.***
Penulis Pemerhati Kebijakan Publik
Posting Komentar