Ratusan Hektar Lahan di Bengkalis Amblas ke Laut

Ratusan hektar lahan di Kabupaten Bengkalis, mengelami keretakan dan amblas ke laut. (Foto: Riauterkini)


RIAUEXPRES.COM - Sedikitnya sekitar 100 hektar lahan gambut di pesisir Utara Dusun III RT02/RW06 Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis dilaporkan amblas ke laut.


Lahan ditanami antara lain, palawija, nanas, serta perkebunan sawit itu terjadi diduga akibat erosi air setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat semalaman, dari Sabtu hingga Ahad, 10-11 Desember 2022 pagi.


Kondisi lahan gambut mencapai kedalaman sekitar empat-enam meter itu, diperparah dengan hantaman gelombang laut pasang atau abrasi.


Kepala Desa (Kades) Simpang Ayam Mujiono dikonfirmasi riauterkini.com membenarkan adanya peristiwa ratusan hektar lahan milik warganya amblas ke laut itu.


Lahan perkebunan berukuran sekitar 1.000 meter x 1.000 meter longsor ke laut, setelah diguyur hujan lebat semalaman. Menimbulkan retakan-retakan hebat dari permukaan tanah.


"Ratusan hektar lahan amblas ke laut setelah diguyur hujan lebat Sabtu tadi malam dan diperparah dengan hantaman gelombang laut Selat Malaka saat pasang," ungkap Kades Mujiono, Ahad, 11 Desember, malam.


Ditambahkan Kades, akibat amblas itu, ratusan lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi dan terpaksa dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya.


 "Tidak dapat diolah lagi dan terpaksa dibiarkan begitu saja karena tanamannya juga sudah rusak," katanya lagi.


Adanya musibah ini, Kades Mujiono berharap ada perhatian serius dari pemerintah di wilayahnya.


Apalagi katanya, permukiman warga dengan lokasi kejadian hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer. Dan dengan kejadian itu akan semakin bergeser dan mendekat.


"Semakin dekat permukiman warga, oleh karena itu kami berharap ada perhatian yang serius dari pemerintah, baik kabupaten hingga pusat. Dan hal itu sudah kami sampaikan berkali-kali tapi belum ada tanggapan sampai saat ini," harapnya.


Amblasnya lahan gambut di wilayah itu sebelumnya juga pernah terjadi pada akhir 2021 silam. Sedikitnya meludeskan sekitar tiga hektar perkebunan nanas warga. Namun, di Desember 2022 ini merupakan kejadian terparah.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama