Suamiku, Surgaku

Ina Ariani


Oleh Ina Ariani 


Aku pernah membaca sebuah hadits yang menyatakan bahwa “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr). MasyaAllah....


Siapa yang tak ingin menjadi wanita shalihah, yang di cintai oleh suaminya. Sopasti semua menginginkannya. Apalagi aku, berharap kelak mendapat ridha dari suamiku untuk masuk surga pilihanku, karena ridha suami adalah ridha Allah. Tapi sayang tidak semua wanita bisa mendapatkannya. Sudahlah kufur terhadap Allah dan Rasulnya banyak juga di luaran sana wanita-wanita pembangkang terhadap suaminya. Na'udzubillah


Padahal Allah memberikan jaminan surga untuk setiap wanita yang shalihah. Yang taat kepada suaminya selain taat kepada Allah dan Rasulnya, kemudian wanita yang menjaga shalat lima waktu, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dll yang ditetapkan syara'. Dan Allah juga akan memberi balasan terhadap para istri pembangkang terhadap suaminya.


Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).


Dua puluh tiga tahun sudah Aku berumah tangga, pahit manis nya berumah tangga pun ku lalui bersama suami, pahit manisnya sebuah kehidupan itu biasa, semua orang pasti mengalaminya. Setelah mempelajari hadits diatas, harapanku adalah bagaimana suamiku menjadi surgaku.


Tentunya hal ini tidak mudah karena hadiahnya surga bukan kipas angin. Seorang istri memegang peranan penting dalam kehidupan berumah tangga. Kedudukannya pun sangat vital. Dalam rumah tangga seorang wanita akan mudah mendapatkan surga ataupun neraka.


Rasulullah SAW pernah berpesan kepada sahabat dari kalangan kaum wanita, "Perhatikanlah bahwa posisimu dari dirinya (suami), karena sesungguhnya dia adalah surgamu dan nerakamu." (HR Ahmad).


Jika suami adalah surga dan neraka bagi wanita, maka seorang istri hendaknya berusaha keras untuk dapat membahagiakan suaminya dengan syarat yang dibenarkan oleh syara'. Dengan begitu, seorang wanita (istri) akan berusaha keras untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji sehingga dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.


Sebaik-baik wanita adalah seorang istri yang dapat membahagiakan suaminya ketika dia memandangnya, menaatinya ketika dia memerintahkannya, dan tidak menentangnya dalam urusan diri dan hartanya sehingga menyebabkan kebenciannya. 


Untuk membahagiakan suami, seorang istri mesti harus punya ilmunya.


Pertama, seorang istri harus bisa menyenangkan dan membahagiakan hati suaminya, agar istri dapat menyenangkan dan membahagiakan hati suaminya, maka seorang istri hendaknya memiliki penampilan menarik dihadapan suami, merias wajah, memilih riasan yang sesuai, dan bersikap lemah lembut dihadapan suaminya. 


Mengenakan pakaian yang serasi, menjaga keindahan tubuh, mengatur pola makan, pekerjaan dan istirahat secara proporsional.   


Kedua, seorang istri mesti  menaati suami selain taat kepada Allah dan Rasulnya, yaitu mengetahui akan hak dan kewajiban sebagai istri, mencintai pekerjaan rumah tangga, dan membantu suami dalam merawat, mendidik dan membesarkan anak bersama-sama dan membantu mengerjakan berbagai urusannya ini mah aku banget gak mesti menunggu suami. Karena tanggung jawab suami itu dunia akhirat maka bantu lah dia ( suami ). Jadikan suami sebagai teman sahabat suka maupun duka, bahagia bersama.


Ketiga, tidak melawan suami. Seorang istri hendaknya mampu menyelaraskan visi dan misi dalam membangun keluarga bersama suami, berbicara kepada suami dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami.


Selain itu, sebagai bentuk tidak melawan suami, seorang istri hendaknya dapat mengelola urusan harta (keuangan) keluarga. 


Sebab, istri menjadi pemimpin terhadap harta suaminya. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang istri menjadi pemimpin terhadap harta suaminya." (HR Abdur Razaq). 


MasyaAllah semoga aku istiqamah menerapkan ilmu membahagiakan suami, agar suamiku menjadi surga impian ku kelak.***



Pemerhati Kebijakan Publik dan Sosial

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama