Penerjun Payung TNI AU Selamat Meski Parasut Tak Mengembang Saat Terjung Payung

Seorang prajurit TNI AU mengalami insiden payung tak mengembang saat latihan terjun payung. (Foto: Detik20)


RIAUEXPRES.COM - Insiden parasut tak mengembang di udara saat siswa melakukan terjun payung karena salah satu tali yang putus dialami seorang prajurit TNI Angkatan Udara (AU). Peristiwa itu terjadi saat terjun payung yang dilakukan dalam pendidikan pasukan elite Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) di Bandung.


"Ada tali kur payung yang terputus pada saat loncat. Sehingga payung tidak bisa mengembang sempurna, seperti itu," jelas Kepala Penerangan Kopasgat, Kolonel Gunawan, yang dilansir dari detikNews, Rabu, 9 November 2022.


Informasi yang diterima detikcom menyebutkan prajurit itu terjatuh dari ketinggian 1.600 kaki.


"Kondisi siswa sendiri sejak kejadian itu langsung ada penanganan cepat dari tim kesehatan yang di bawah. Kemudian dirujuk ke RS terdekat di Lanud Sulaiman," jelas.


Gunawan menerangkan, prajurit tersebut mengalami luka yang mengharuskannya dirujuk ke Rumah Sakit AU Dr M Salamun di Cidadap, Bandung.


"Karena lukanya, penanganannya harus lebih lanjut, dibawa ke RS Salamun," imbuh Gunawan.


Menurutnya prajurit tersebut dalam kondisi stabil. Prajurit yang terjun bebas disebut sadarkan diri.


"Saat ini sudah dalam penanganan, dan siswa ataupun prajurit ini masih dalam kondisi perawatan dan sadar ya," ucap Gunawan.


Dijelaskannya, prajurit TNI AU tersebut mengalami patah tulang. Meski begitu, dia bersyukur mengingat kondisi kesehatan korban yang stabil saat ini.


"Patah tulang kemungkinan besar iya, karena itu kan mengalami jatuh dengan kecepatan. Sampai hari ini memang sudah dalam penanganan medis, stabil kondisinya, alhamdulillah stabil kondisinya," tutur Gunawan.


Gunawan menjelaskan segala peralatan terjun payung yang digunakan siswa pendidikan Kopasgat telah dicek kelayakannya. Namun ada faktor tertentu yang membuat terjadinya insiden ini.


"Semua sudah dites dan dinyatakan layak, bisa digunakan. Namanya juga insiden, di atas kan dengan kecepatan angin, beban tubuh siswanya sendiri. Tentunya kan ada hentakan ya, sehingga hentakan itu kan kita tidak bisa memprediksi," jelas Gunawan.


Gunawan kemudian mengatakan Kopasgat akan melalukan evaluasi pasca-insiden ini. Evaluasi akan dilakukan secara komprehensif.


"Tentu pasti ada evaluasi baik dari berbagai pihak yang berkewenangan terkait penggunaan payung. Kemudian dari si siswa sendiri. Kemudian juga dari sisi yang lain, faktor-faktor penyebab lainnya ya," ujar Gunawan.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama